Kekerasan dalam rumah tangga adalah kekerasan yang terjadi di lingkup rumah tangga yang mengakibatkan penderitaan secara fisik, psikologis dan ekonomi. Berkenaan dengan realitas kekerasan dalam rumah tangga antara suami dan istri di Kampung Ncuang, disebabkan oleh pelbagai macam faktor, semisal, faktor ekonomi, pendidikan, dan budaya masyarakat. Selain itu, kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi dilatari oleh kurang harmonisnya relasi suami istri, adanya perbedaan prinsip atau pandangan dalam kehidupan bermasyarakat. Beberapa persoalan dasar inilah yang membawa dampak negatif bagi keluarga yang pada gilirannya bermuara kepada perendahan martabat sang istri. Penuliasan ini bertujuan untuk (1) penulis ingin mendalami kasih Kristus yang dijadikan sebagai dasar hidup suami istri seturut Efesus 5:22-33 dan hubungannya dengan masyarakat di Kampung Ncuang dalam mengatasi KDRT, dan (2) penulis ingin mengetahui masalah kekerasan dalam rumah tangga dan bagaimana cara mengatasi KDRT di Kampung Ncuang dalam terang Efesus 5:22-33. Oleh karena itu, berdasarkan fenomena tersebut mesti diatasi dengan menghilangkan kecendrungan yang saling ketergantungan antara suami dan istri dalam membangun rumah tangga dan menghilangkan pemahaman yang masih keliru tentang kedudukan suami dan istri dalam kehidupan sosial masyarakat. Untuk menemukan jalan keluar atau solusi dalam mengatasi masalah kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi di Kampung Ncuang, suami dan istri mesti mengedepankan kasih Kristus sebagaimana yang dimaksud dalam surat Efesus 5:22-33. Dalam perikop ini Paulus menekankan “Kasih Kristus sebagai dasar hidup suami istri” dalam rumah tangga. Kasih Kristus sebagai dasar hidup suami dan istri yang dibangun dalam rumah tangga adalah saling mengasihi dan menghormati.