Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan superioritas tokoh Ikal dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata ditinjau dari teori psikologi individual Alfred Adler. Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini ialah jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Obyek yang diteliti adalah superioritas tokoh Ikal dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata berdasarkan kajian psikologi individual Alfred Adler. Wujud data dalam penelitian ini ialah frasa, kata, dan kalimat. Sumber data utama ialah novel Sang Pemimpi. Sumber data sekunder dalam penelitian diperoleh dari kajian terhadap penelitian-penelitian terdahulu, khususnya penelitian sastra yang menggunakan kajian psikologi individual Alfred Adler. Selain itu, sumber data sekunder diperoleh juga dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang mengkaji tema psikologi individual Afred Adler. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik uraian rinci. Teknik validitas data yang digunakan ialah tekhnik triangulasi data. Triangulasi data digunakan dengan menggunakan data dari novel Sang Pemimpi dan didukung oleh beberapa data sekunder yang berkaitan dengan kajian mengenai superioritas yang dimiliki oleh tokoh dalam novel. Selain itu, validitas hasil penelitian juga ditentukan oleh kredibilitas peneliti. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata mengandung konsep superioritas sebagaimana dijelaskan dalam teori psikologi individual Alfred Adler. Secara ringkas, konsep psikologi individual Alfred Adler mengemukakan delapan aspek penting; inferioritas, daya juang (kompensasi), superioritas, persepsi subjektif, fictional finalism, gaya hidup, minat sosial, dan kekuatan diri yang kreatif. Hasil penelitian membuktikan adanya hubungan korelasional antar setiap aspek di atas. Dengan demikian, berdasarkan hasil penelitian, ditemukan tiga kesimpulan (1) inferioritas merupakan motivasi dasar bagi individu dalam berjuang mencapai kesempurnaan atau superioritas), (2) superioritas dapat diraih jika individu tidak mengesampingkan peranan aspek-aspek lain seperti daya juang, persepsi subjektif, gaya hidup, minat sosial, fictional finalism, dan kekuatan diri yang kreatif, (3) superioritas juga dapat diraih apabila individu mampu bekerja keras dan memiliki optimisme yang tinggi.