Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa maraknya masalah-masalah yang menimpa para perantau Indonesia disebabkan oleh minimnya pendidikan dan keterampilan atau skill yang dimiliki. Sejatinya menjadi perantau merupakan suatu pilihan hidup yang mulia dengan perlindungan hak yang penuh sebagaimana mestinya. Akan tetapi dalam kenyataan, terdapat begitu banyak perantau yang tertimpa masalah di tempat kerja, bahkan tidak jarang diberitakan adanya perlakuan tidak manusiawi terhadap para perantau Indonesia. Akar permasalahan tersebut selain disebabkan oleh para majikan atau pemilik pekerjaan, juga disebabkan oleh sumber daya para perantau yang tidak dapat bersaing dengan tuntutan dunia kerja. Dunia kerja yang telah berkembang dan terhubung dengan inovasi-inovasi teknologi memunculkan pelbagai kualifikasi baru bagi para tenaga kerja. Hal tersebut tentu berbeda dengan situasi dunia kerja pada dekade-dekade sebelumnya, dan sekaligus menjadi tantangan yang serius. Tidak dapat dipungkiri bahwa kualitas sumber daya masyarakat Indonesia belum menunjukkan kesiapan untuk bersaing di dalam pasar kerja global. Pelbagai masalah yang menimpa para perantau menjadi salah satu indikator untuk membuktikan asumsi tersebut. Oleh karena itu, pendidikan vokasi yang mengajarkan sejumlah kompetensi keterampilan praktikal maupun etika dalam dunia kerja sangat dibutuhkan. Pendidikan vokasi dapat berkontribusi membentuk masyarakat calon perantau yang berkualitas dan siap bersaing dalam dunia kerja. Penyelenggaraan pendidikan vokasi merupakan pilihan dan langkah solutif yang tepat untuk meminimalisir timbulnya masalah bagi para perantau atau tenaga kerja. Keterampilan-keterampilan atau skills yang menjadi prioritas penyelenggaraan pendidikan vokasi dapat menjadi bekal bagi masyarakat untuk dapat beradaptasi dengan kemajuan zaman. Secara khusus bagi para perantau Indonesia, pendidikan vokasi dapat membentuk pribadi-pribadi perantau yang adaptif, kompeten, beretika dan siap bersaing dalam dunia kerja.