Penelitian ini memiliki beberapa tujuan. Pertama, menunjukkan bahwa pandangan Gereja Katolik mengenai penolakan akan pembunuhan (Eutanasia) masih aktual sampai dengan saat ini. Kedua, menghimbau seluruh umat untuk sadar akan pentingnya Ijil Kehidupan bagi kehidupan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan, yakni menganalisis data primer dan sekunder. Data primer yakni ensiklik Evangelium Vitae, sedangkan data sekunder yakni literatur-literatur yang mempunyai hubungan dengan judul skripsi yang penulis geluti. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: pertama, tindakan eutanasia merupakan gambaran dari sifat manusia yang otonom dan ekstrim di mana tidak memedulikan Allah lagi. Kedua, pembunuhan karena belas kasihan (eutanasia) tidak dibenarkan karena akhir dari belas kasihan bukan membunuh orang yang tidak bersalah. Ketiga, Melalui tindakan eutanasia manusia ingin menjadikan dirinya sebagai Allah yang dapat mendatangkan maut tanpa mengetahui hakikatnya sebagai pemelihara kehidupan. Keempat, tindakan eutanasia dilihat sebagai tanda penolakan akan cinta Allah kepada manusia. Kelima, eutanasia merupakan sebuah tindakan yang menolak adanya nilai yang sangat berharga dalam diri manusia. Keenam, eutanasia sebagai tanda manusia sudah melupakan Allah sehingga ia tidak memedulikan sesamanya. Ketujuh, melalui ensiklik Evangelium Vitae Yohanes Paulus II dengan tegas menolak tindakan eutanasia karena tindakan eutanasia bertentangan dengan Hukum Allah yakni jangan membunuh.