Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa masalah lingkungan hidup di Paroki Santo Paulus Peibenga yakni pertama, kerusakan hutan. Kedua, penggunaan obat-obat kimia. Ketiga, masalah sampah. Masalah krisis lingkungan hidup disebabkan oleh kesalahan cara pandang dan perilaku serta tidak adanya komitmen bersama. Peran Imam dalam upaya pelestarian lingkungan hidup di Paroki Santo Paulus Peibenga masih belum dijalankan secara maksimal. Hal ini bertolak dari keterlibatan Imam yang masih berasaskan pada pelayanan sakramen dan program Musyawarah Pastoral Keuskupan Agung Ende (MUSPAS). Keterlibatan Imam juga masih berada pada tataran seruan-seruan verbal seperti kotbah, renungan, rekoleks dan katekese. Adapun alasan mendasar Imam harus terlibat dalam pelestarian lingkungan hidup seturut Ensiklik Laudato Si adalah pertama, keprihatinan pada iman umat. Kedua, prinsip kesejahteraan bersama. Ketiga, tanggung jawab atas umat generasi berikut. Keterlibatan Imam juga berpedoman pada seruan pastoral Paus Fransiskus melalui Ensiklik Laudato Si dalam rangka melestarikan lingkungan hidup di Paroki Santo Paulus Peibenga. Imam perlu menghayati seruan pastoral Ensiklik Laudato Si sebagai tugas perutusan Imam. Pertama, Imam diutus untuk merawat rumah bersama. Kedua, Imam sebagai pelopor ekologi integral. Ketiga, Imam terlibat dalam pendidikan ekologis. Keempat, Imam sebagai agen pertobatan ekologis.