Detail Cantuman
Text
Kisah Penderitaan Manusia Menghadapi Pandemi Covid-19 dari Persepektif Kitab Ayub (Sebuah Tinjauan Eksegetis tentang Penderitaan)
4030856201 | TESIS 0498 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan |
Kajian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan dan menjelaskan tafsiran eksegetis Kitab Ayub tentang penderitaan (2) menangkap makna penderitaan manusia dalam menghadapi badai pandemi Covid-19 dari perspektif Kitab Ayub. Metode yang digunakan adalah metode hermeneutika dan fenomenologi. Metode hermeneutika dipakai dalam menafsir Kitab Ayub dan metode fenomenologi dipakai untuk menangkap makna iman berhadapan dengan fakta pandemi Covid-19. penulis juga menggunakan sumber data sekunder dan mengelaborasinya dengan metode kuesioner online dan metode wawancara baik itu wawancara tatap muka maupun melalui telepon. Berdasarkan hasil analisis penulis, disimpulkan ada beberapa tanggapan iman umat yang kuat ditampilkan di masa pandemi Covid-19 dari pespektif kitab Ayub, yaitu sebagai berikut. 1) Narasi tentang pemaknaan Ayub atas penderitaan dibangun dalam beberapa episode dialog di antara Ayub dengan para tokoh lain (istri dan para sahabatnya) yang mencapai puncaknya dalam dialog Ayub dengan Allah. 2) Pandemi Covid-19 dimaknai sebagai derita manusia pada zaman ini. Seperti Ayub yang bergulat dengan penderitaannya dan dengan Allah demikianlah manusia pada zaman ini juga bergulat dengan pandemi Covid-19 dan dengan pertanyaannya akan Allah. Memaknai fenomena ini, ada beberapa refleksi dan tanggapan iman yang diberikan oleh umat kristiani. Pertama, pandemi Covid-19 diyakini bukanlah hukuman atas dosa melainkan ujian atas iman. Manusia menyadari bahwa penderitaan perlu untuk memurnikan iman mereka kepada Allah. Kedua, pandemi Covid-19 semakin mendekatkan manusia pada Allah. Meskipun disadari bahwa ada segelintir orang yang merasa imannya goyah di masa pandemi, akan tetapi, sebagian besar manusia menyadari bahwa dengan pandemi, mereka masuk dalam perjumpaan yang personal dengan Allah. Ketiga, iman manusia kepada Allah semakin bertumbuh di masa pandemi Covid-19. Gara-gara pandemi, anggota Gereja semakin sering berdoa. Keempat, di masa pandemi, umat menaruh pengharapan mereka pada Allah. Allah diyakini sebagai penolong utama di masa sulit seperti ini. Kelima, pengalaman derita yang sama mendorong manusia untuk saling membangun rasa solidaritas di antara mereka. Solidaritas ini diinspirasi oleh Salib Kristus. Seperti Ayub yang dalam penderitaan merasa imannya pada Allah semakin di teguhkan, demikian pun pengalaman pandemi Covid-19 bukannya melemahkan iman melainkan sebaliknya menguatkan iman umat lantaran mereka dihantar pada perjumpaan yang mendalam dengan Allah. Dimensi personal inilah yang mendapat porsi utama selama masa pandemi Covid-19 yang semakin kuat membangkitkan iman dan pengharapan pada Allah sebagai satu-satunya penolong.
Judul Seri | - |
No. Panggil | TESIS 0498 |
Penerbit | : Ledalero-Maumere., 2022 |
Deskripsi Fisik | xv + 189 hlm.; 18,5 cm x 29 cm. |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | 0498 |
Tipe Isi | text |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | - |
Subyek | Pandemi Covid-19 Penderitaan Kitab Ayub |
Info Detil Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | Yohanes Dionisius Bosco Galus |
Tidak tersedia versi lain