Gereja pada dasarnya bersifat misioner. Karena itu karya misi merupakan hakekat dan identitas Gereja. Karya misi ini melibatkan semua anggota Gereja dan elemen yang ada didalamnya, salah satunya Biro Karya Kepausan Indonesia (KKI) Keuskupan Maumere. Dalam konteks tulisan ini, Biro KKI KUM berperan meningkatkan semangat misioner anak dan remaja. Biro KKI KUM mewujudkan peran tersebut melalui program dan kegiatan yang dijalankannya, seperti: penguatan kelembagaan, pertemuan bina iman, tri hari sekami, retret, bible camp (kemah Kitab Suci), ziarah rohani, pendampingan psikologi, aksi solidaritas, penelitian anak, dan kegiatan tiga raja. Akan tetapi, fakta menunjukkan bahwa peran Biro KKI KUM belum maksimal karena adanya tantangan, baik tantangan internal (kurangnya minat orang untuk menjadi animator dan animatris dan kekurangan sarana pendukung) dan tantangan eksternal (kemajuan teknologi, para pastor paroki kurang terlibat langsung dalam kegiatan Biro KKI, minimnya dukungan umat dan orang tua, topografi Keuskupan Maumere yang berbukit-bukit, dan pandemi covid-19). Itu berarti, masih banyak pekerjaan rumah yang dihadapi oleh Biro KKI KUM untuk mengatasi dan menyelesaikan setiap tantangan-tantangan yang menghambat pertumbuhan dan kemajuan karya pelayanan Biro KKI di Keuskupan Maumere. Oleh Karena itu, peran Biro KKI KUM perlu didukung dan mempunyai landasan pijak yang sesuai. Amanat Apostolik Evangelii Nuntiandi (EN) merupakan salah satu daya dorong yang tepat bagi Biro KKI KUM, karena berbicara evangelisasi pada zaman modern. Ada pun tujuan penulisan karya tulis ini ialah penulis ingin melihat sejauh mana peran Biro KKI KUM dalam mendamping anak dan remaja. Tujuan ini berangkat kenyataan bahwa Biro KKI KUM merupakan bagian dari Gereja yang bersifat misioner. Selanjutnya penulis menggunakan metode kepustakaan yang didukung penelitian lapangan dalam merampungkan tulisan ini. Obyek penelitiannya adalah ketua dan para staf Biro KKI KUM, animator dan animatris, para pastor paroki, dan umat. Maka, berdasarkan pengamatan dan hasil penelitian yang dibuat, penulis berkesimpulan bahwa secara umum Biro KKI KUM telah melakukan tugas dan tanggung jawabnya untuk mendampingi dan membina iman anak dan remaja, namun belum maksimal karena kurangnya partisipasi aktif dan keterlibatan langsung para staf, pastor paroki dan umat. Kemudian tidak ada kesediaan untuk menjadi animator dan animatris. Sarana dan prasarana penunjang juga belum memadai serta metode pendampingan masih monoton. Hemat penulis, satu hal penting yang perlu ditingkatkan oleh Biro KKI KUM adalah kehadirannya untuk mendampingi anak dan remaja.