Detail Cantuman

No image available for this title

Text

Makna Ritus Kore Metan Suku Kemak Hauba Bobonaro Timor-Leste dalam Perbandingan Dengan Ajaran Gereja Katolik Tentang Kematian dan Hidup Sesudah Kematian


4030892201TESIS 0487PERPUSTAKAAN KAMPUS 1Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui dan memahami konsep ritus Kore Metan suku Kemak Hauba Timor Leste; (2) mengetahui dan memahami nilai-nilai ritus Kore Metan sebagai perayaan syukur atas kematian dan hidup sesudah kematian dalam kepercayaan masyarakat suku Kemak Hauba; (3) mengetahui dan memahami relevansi hakikat ritus Kore Metan dengan hakikat nilai kebangkitan dalam ajaran Gereja Katolik tentang hidup sesudah kematian; (4) mengetahui dan memahami relevansi nilai-nilai ritus Kore Metan terhadap penghayatan iman umat dalam kehidupan bermasyarakat dan menggereja pada umumnya dan dalam bidang katekese dan bidang liturgi pada khususnya. Penelitian ini merupakan studi kepustakaan yang dilakukan sebagai dasar rujukan teoretis dalam proses penelitian. Penulis juga menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan metode observasi partisipatif dan wawancara. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah adanya kesamaan makna antara ritus Kore Metan dan pandangan Gereja tetang kematian dan hidup sesudah kematian. Berdasarkan hasil penelitian lapangan dan studi kepustakaan dapat disimpulkan bahwa: Ritus Kore Metan mengungkapkan nilai takut akan Tuhan, nilai cinta kasih dan solidaritas, nilai persatuan atau communio. Semua nilai yang terkandung di dalam ritus tersebut bermuara pada keyakinan akan adanya Nai Maromak sebagai penjamin keselamatan bagi semua orang. Ritus Kore Metan memiliki peluang inkulturasi yang dapat hidupi dalam bidang katekese dan dalam bidang liturgi. Untuk itu, Kelompok Umat Basis (KBG) diyakini sebagai model menggereja yang bisa menyapa hidup umat secara konkrit dan menjadi basis perjuangan hidup iman yang efektif dan kontekstual. Tujuan yang dicapai dari kegiatan katekese umat adalah (1) agar umat sungguh mengenal, memahami dan berakar dalam identitas budayanya sendiri serta terbuka untuk menerima nilai baik dari kebudayaan luar; (2) agar iman umat semakin matang penuh pengertian dan kesadaran total akan Kristus sebagai penyelamat tunggal; (3) agar injil sungguh meresapi diri dan kehidupan umat sebagai orang Hauba-Katolik. Semua harapan iman dalam proses inkulturasi yang ditempuh melalui metode katekese akan terpenuhi secara definitif dalam bidang liturgi. Sebab liturgi adalah sumber dan jantung dari semua kehidupan dan misi Kristiani. Dalam perayaan liturgi pemakaman secara Katolik terungkap semua rahasia keyakinan umat akan kematian dan kebangkitan Yesus sebagai jaminan bagi kebangkitan semua orang secara utuh di dalam kerajaan-Nya. Melalui liturgi unsur kebudayaan dan nilai injili mendapat kesempurnaan dalam tiga hal pokok: (1) peringatan akan wafat Kristus; (2) pengakuan akan kebangkitan-Nya; (3) harapan akan kedatangan-Nya kembali. Dengan mengakui kebangkitan Kristus, iman umat menjadi berarti dan tidak sia-sia.
Judul Seri -
No. Panggil TESIS 0487
Penerbit : Ledalero-Maumere.,
Deskripsi Fisik xii + 174 hlm.; ilus.; 18,5 cm x 29 cm.
Bahasa Indonesia
ISBN/ISSN -
Klasifikasi 0487
Tipe Isi -
Tipe Media -
Tipe Pembawa -
Edisi -
Subyek Kematian
Hidup Sesudah Kematian
Ritus Kore Metan
Suku Kemak Hauba
Info Detil Spesifik -
Pernyataan Tanggungjawab
Tidak tersedia versi lain