Detail Cantuman
Text
Spirit Pemuridan Dietrich Bonhoeffer – Mengikut Yesus sebagai Costly Discipleship dan Relevansinya bagi Hidup Menggereja Masa Kini di Indonesia
4030891201 | TESIS 0491 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan |
Penulisan tesis ini terarah pada usaha untuk memperkenalkan apakah itu spirit pemuridan Dietrich Bonhoeffer – mengikut Yesus sebagai Costly Discipleship. Tujuan pokok ini didukung oleh sejumlah pembahasan berikut. (1) Memperkenalkan siapakah Dietrich Bonhoeffer. (2) Memperkenalkan isi refleksi dan pandangan-pandangan teologis Bonhoeffer tentang Costly Discipleship dan bagaimana ia sendiri menghayati panggilan pemuridannya sebagai costly discipleship menentang kejahatan Hitler, dan teristimewa mengecam kemerosotan spiritual dan tumpulnya keberanian Gereja, tawarnya tanggung jawab sosial politis serta moralitas orang-orang Kristen yang menyebabkan Gereja diam di hadapan praktik genosida, ketidakadilan dan penindasan di negaranya, Jerman yang saat itu selama Perang Dunia II berada di bawah tumit kediktatoran Adolf Hitler. (3) Menemukan relevansi spirit pemuridan Bonhoeffer, costly discipleship bagi hidup menggereja masa kini di Indonesia. Tesis ini merupakan sebuah hasil penelitian kualitatif dengan metode penelitian studi pustaka. Penulis berusaha mendapatkan buku-buku utama karya Bonhoeffer, juga sejumlah literatur pendukung tentang Bonhoeffer dan karya pemuridannya. Penulis kemudian menjabarkan teologi pemuridan Bonhoeffer dan misi resistensinya guna mendukung landasan teoretis dan bingkai analisis tentang Bonhoeffer dan misi perlawanannya masa itu dan merefleksikan serta mengkontekskannya dengan kehidupan menggereja di Indonesia masa kini. Lewat pendekatan analisis teks dan metode kritik historis khususnya sejarah hidup pemuridan Bonhoeffer, penulis menemukan, bahwa (1) corak dan kekhasan spirit pemuridan Dietrich Bonhoeffer sebagai Costly Discipleship adalah doa dan tindakan bagi keadilan. Atau dalam kata-katanya sendiri, ‘berdoa dan melakukan perbuatan baik’. (2) Bonhoeffer bukan hanya seorang pendeta dan teolog yang sibuk dengan altar ritus dan mimbar kuliah, melainkan seorang nabi, konspirator dan martir. Altar dan mimbar dibawanya masuk ke dalam perjuangan di tengah-tengah pasar, dan dari pasar ia kembali ke altar. Bonhoeffer bukan tipe pemimpin upacara yang lemah lembut dan saleh namun picik. Ia adalah pendeta yang menentang, mengganggu dan menggugat penguasa politik dan pemimpin agama yang semena-mena dan munafik. Gereja, dan karena itu Kekristenan baginya adalah barak perjuangan. Maka dari itu, (3) Kekristenan tanpa Kristus yang hidup hanyalah Kekristenan tanpa pemuridan; dan Kekristenan tanpa pemuridan adalah Kekristenan tanpa Kristus. Kekristenan yang demikian hanyalah ide, mitos. Kekristenan hari ini mesti memperjuangkan rahmat yang mahal melalui perbuatan pemuridan, yakni mendagingkan Firman dalam aksi konkret, memihak yang lemah dan tertindih. Gereja baru menjadi Gereja jika ada bagi yang lain.
Judul Seri | - |
No. Panggil | TESIS 0491 |
Penerbit | : Ledalero-Maumere., 2022 |
Deskripsi Fisik | xii + 178 hlm.; 18,5 cm x 29 cm. |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | 0491 |
Tipe Isi | - |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | - |
Subyek | Dietrich Bonhoeffer Costly Discipleship |
Info Detil Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | Amandus Pius Labetubun |
Tidak tersedia versi lain