Detail Cantuman
Text
Lewo Mayen Tana Doen: kebudayaan Suku Lamaku dan Lamaole di Pulau Solor
1032547201 | NTT 306.5986842 HER l | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan |
1032548202 | NTT 306.5986842 HER l | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan |
1032549203 | NTT 306.5986842 HER l | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan |
1036292204 | NTT 306.5986842 HER l | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan |
1036293205 | NTT 306.5986842 HER l | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan |
1036294206 | NTT 306.5986842 HER l | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan |
1036295207 | NTT 306.5986842 HER l | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan |
1036296208 | NTT 306.5986842 HER l | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan |
1036297209 | NTT 306.5986842 HER l | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan |
1036298210 | NTT 306.5986842 HER l | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan |
1036299211 | NTT 306.5986842 HER l | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan |
1036300212 | NTT 306.5986842 HER l | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan |
1036301213 | NTT 306.5986842 HER l | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak Dipinjamkan |
Buku ini ditulis untuk para pembaca generasi muda yang tertarik pada kebudayaan asli khususnya kebudayaan asli Suku Lamaku dan Lamaole di Pulau Solor yang selama ini hampir tidak dikenal orang. Satu hal yang patut dilihat dari penduduk di wilayah ini adalah bahwa mereka tetap mempertahankan ritus/upacara keagamaan berdasarkan warisan nenek moyang. Namun tidak dapat dihindari bahwa karena pengaruh globalisasi dan masalah-masalah lain seperti masalah sosial, politik dan ekonomi maka lambat laun ritus/upacara keagamaan itu mulai menghilang.
Sampai dengan tahun 1960-an penduduk setempat masih mempraktikkan upacara tradisional sebelum melakukan suatu kegiatan seperti berladang, bertanam, memanen, bertenun, berburu, menangkap ikan dan melakukan upacara-upacara adat. Penduduk masih menikmati ketenangan dan kedamaian hidup. Lewat upacara-upacara adat mereka berdoa kepada Lera Wulen Tana Eken (Wujud Tertinggi; harfiah: matahari, bulan dan tanah) agar beradab tinggi, tahu menghargai dan mencintai sesame masyarakat.
Namun keselarasan hidup para penduduk ini mulai tercemar dengan adanya program pemerintah sejak tahun 1976-1977 sampai 1996. Dengan alasan pembangunan masyarakat diharuskan pindah dari lokasi sekarang (Desa Lewotanaole) ke lokasi transmigrasi lokal di pemukiman Tanah Edang. Di daerah pemukiman baru ini kehidupan para penduduk tidak lebih baik dari sebelumnya, bahkan selama 23 tahun mereka sepertinya ditinggalkan dalam segala-galanya (baik pembangunan fisik maupun pembangunan manusianya. Syukur bahwa penderitaan penduduk itu mendapat tanggapan pemerintah dengan memberi rekomendasi untuk menjadi sebuah desa mandiri.
Sampai dengan tahun 1960-an penduduk setempat masih mempraktikkan upacara tradisional sebelum melakukan suatu kegiatan seperti berladang, bertanam, memanen, bertenun, berburu, menangkap ikan dan melakukan upacara-upacara adat. Penduduk masih menikmati ketenangan dan kedamaian hidup. Lewat upacara-upacara adat mereka berdoa kepada Lera Wulen Tana Eken (Wujud Tertinggi; harfiah: matahari, bulan dan tanah) agar beradab tinggi, tahu menghargai dan mencintai sesame masyarakat.
Namun keselarasan hidup para penduduk ini mulai tercemar dengan adanya program pemerintah sejak tahun 1976-1977 sampai 1996. Dengan alasan pembangunan masyarakat diharuskan pindah dari lokasi sekarang (Desa Lewotanaole) ke lokasi transmigrasi lokal di pemukiman Tanah Edang. Di daerah pemukiman baru ini kehidupan para penduduk tidak lebih baik dari sebelumnya, bahkan selama 23 tahun mereka sepertinya ditinggalkan dalam segala-galanya (baik pembangunan fisik maupun pembangunan manusianya. Syukur bahwa penderitaan penduduk itu mendapat tanggapan pemerintah dengan memberi rekomendasi untuk menjadi sebuah desa mandiri.
Judul Seri | - |
No. Panggil | NTT 306.5986842 HER l |
Penerbit | Silvia Denpasar : Denpasar., 2008 |
Deskripsi Fisik | 161 hlm.; ils.; 19 cm. |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | 879-997-7449-19-X |
Klasifikasi | 306.5986842 |
Tipe Isi | - |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | Cetakan ke-1 |
Subyek | Kebudayaan - Solor |
Info Detil Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | Jacob J. Herin |
Tidak tersedia versi lain