Detail Cantuman
Text
Mengusir Matahari: Fabel-fabel Politik
1032600201 | 398 KUN m C-1 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
Dongeng-dongeng enteng-entengan ini dapat dipakai sebagai bahan cekakak-cekikik, melepas lelah sambil tiduran, teman di atas kendaraan, hadiah ulang tahun, disandiwarakan untuk anak-anak, dipilih yang lucu-lucu lalu dibaca waktu hajatan, atau sekedar membuang beban.
Akan tetapi, bagi yang ingin sedikit repot, harap diketahui bahwa pengarang -sama seperti politisi, pedagang, atau guru- juga mempunyai tanggung jawab terhadap masyarakatnya. Untuk itulah ia menulis fabel-fabel ini sebagai pelajaran moral, yaitu moral dalam berpolitik. Cerita pertama, "Gajah Jadi Raja di Negeri Kambing," berkisah tentang arogansi kekuasaan. Demikian pula cerita terakhir, "Kiai Sapu Jagat Marah, Kiai Sapu Jagat Kesepian," berkusah tentang keangkuhan kekuasaan: kekuasaan politik, militer, ekonomi, sosial dan budaya. Cerita "Mengusir Matahari," yang menjadi tema buku ini, berkisah tentang berakhirnya mimpi buruk kita, kekuasaan Orde Baru yang perkasa, otoritarian dan represif.
Fabel-fabel yang ditulis dalam rentang waktu dua tahun ini mencoba menyoroti perjalanan politik bangsa menjelang Pemilu 1997, Gerakan Reformasi, lengsernya Presiden ke-2 dan pertentangan politik pada awal pemerintahan Presiden ke-3. Sesungguhnyalah fabel-fabel ini dengan caranya sendiri adalah jejak, saksi dan komentar atas perjalanan kolektif kita.
Akan tetapi, bagi yang ingin sedikit repot, harap diketahui bahwa pengarang -sama seperti politisi, pedagang, atau guru- juga mempunyai tanggung jawab terhadap masyarakatnya. Untuk itulah ia menulis fabel-fabel ini sebagai pelajaran moral, yaitu moral dalam berpolitik. Cerita pertama, "Gajah Jadi Raja di Negeri Kambing," berkisah tentang arogansi kekuasaan. Demikian pula cerita terakhir, "Kiai Sapu Jagat Marah, Kiai Sapu Jagat Kesepian," berkusah tentang keangkuhan kekuasaan: kekuasaan politik, militer, ekonomi, sosial dan budaya. Cerita "Mengusir Matahari," yang menjadi tema buku ini, berkisah tentang berakhirnya mimpi buruk kita, kekuasaan Orde Baru yang perkasa, otoritarian dan represif.
Fabel-fabel yang ditulis dalam rentang waktu dua tahun ini mencoba menyoroti perjalanan politik bangsa menjelang Pemilu 1997, Gerakan Reformasi, lengsernya Presiden ke-2 dan pertentangan politik pada awal pemerintahan Presiden ke-3. Sesungguhnyalah fabel-fabel ini dengan caranya sendiri adalah jejak, saksi dan komentar atas perjalanan kolektif kita.
Judul Seri | - |
No. Panggil | 398 KUN m |
Penerbit | Pustaka Hidayah : Bandung., 1999 |
Deskripsi Fisik | 301 hlm.; 21 cm. |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | 979-9109-205 |
Klasifikasi | 398 |
Tipe Isi | - |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | Cetakan ke-1 |
Subyek | Dongeng |
Info Detil Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | Kuntowijoyo |
Tidak tersedia versi lain