Detail Cantuman
Text
Tangan-tangan Berlumuran Minyak: Politik Minyak di Balik Tragedi Timur Leste
1032589201 | 320.95986 ADI t C-1 | PERPUSTAKAAN KAMPUS 1 | Tersedia |
Kisah keterlibatan perusahaan-perusahaan minyak bumi dan negara-negara barat di balik pencaplokan Timor Lorosae oleh Indonesia.
Minyak bumi dalam sejarah selalu berkaitan erat dengan malapetaka (baik yang alamiah maupun yang buatan manusia), dengan masa-masa paceklik, revolusi, kisah-kisah pemogokan buruh yang berdarah, dengan gejolak harga maupun gejolak-gejolak mulai dari ambruknya kekaisaran-kekaisaran besar, sampai dengan munculnya negara-negara baru yang tadinya kurang berarti…
Minyak bumi selalu memainkan peranan penting dalam kehidupan Nabi Nuh dalam Alkitab melapis bahteranya dengan dempul dari minyak mentah; Orang Babylon telah menggunakan aspal sebagai lapisan pelindung gedung-gedung mereka; Marcus Antonius dari Roma merebut sumber aspal di Laut Mati lalu menghadiahkannya kepada Ratu Mesir, Cleopatra, yang serta-merta menyewakan hak oleh minyaknya kepada Malchus, orang Nabata.
Jauh kemudian, menjelang era generasi kita sendiri, muncullah tahun-tahun yang begitu bergejolak ketika industri minyak bumi mulai memantapkan diri. Era ini segera diikuti dengan penciptaan pengembangan mobil dan pesawat terbang, dan pada zaman minyak bumi yang ultra-modern ini berkembanglah pesawat Concorde dengan kecepatan melebihi kecepatan suara, kapal-kapal supertanker dan sumur-sumur terapung raksasa, yang dirancang untuk memungkinkan eksplorasi dan produksi minyak bumi dan gas alam dari kawasan hutan yang paling terpencil dan lautan yang paling dalam…….
Begitulah industri minyak bumi telah berkembang menjadi bisnis bernilai bermilyar-milyar dolar, yang ditandai dengan kompetisi di mana perusahaan yang satu bagaikan serigala kelaparan menerkam saingannya, sama halnya sebagaimana para pelopor industri minyak yang paling awal juga terlibat dalam pencaplokan dan peleburan perusahaan lain, serta intrik-intrik politik ekonomi lainnya (Townsend, 1983:291)
Minyak bumi dalam sejarah selalu berkaitan erat dengan malapetaka (baik yang alamiah maupun yang buatan manusia), dengan masa-masa paceklik, revolusi, kisah-kisah pemogokan buruh yang berdarah, dengan gejolak harga maupun gejolak-gejolak mulai dari ambruknya kekaisaran-kekaisaran besar, sampai dengan munculnya negara-negara baru yang tadinya kurang berarti…
Minyak bumi selalu memainkan peranan penting dalam kehidupan Nabi Nuh dalam Alkitab melapis bahteranya dengan dempul dari minyak mentah; Orang Babylon telah menggunakan aspal sebagai lapisan pelindung gedung-gedung mereka; Marcus Antonius dari Roma merebut sumber aspal di Laut Mati lalu menghadiahkannya kepada Ratu Mesir, Cleopatra, yang serta-merta menyewakan hak oleh minyaknya kepada Malchus, orang Nabata.
Jauh kemudian, menjelang era generasi kita sendiri, muncullah tahun-tahun yang begitu bergejolak ketika industri minyak bumi mulai memantapkan diri. Era ini segera diikuti dengan penciptaan pengembangan mobil dan pesawat terbang, dan pada zaman minyak bumi yang ultra-modern ini berkembanglah pesawat Concorde dengan kecepatan melebihi kecepatan suara, kapal-kapal supertanker dan sumur-sumur terapung raksasa, yang dirancang untuk memungkinkan eksplorasi dan produksi minyak bumi dan gas alam dari kawasan hutan yang paling terpencil dan lautan yang paling dalam…….
Begitulah industri minyak bumi telah berkembang menjadi bisnis bernilai bermilyar-milyar dolar, yang ditandai dengan kompetisi di mana perusahaan yang satu bagaikan serigala kelaparan menerkam saingannya, sama halnya sebagaimana para pelopor industri minyak yang paling awal juga terlibat dalam pencaplokan dan peleburan perusahaan lain, serta intrik-intrik politik ekonomi lainnya (Townsend, 1983:291)
Judul Seri | - |
No. Panggil | 320.95986 ADI t |
Penerbit | Solidamor : ., 1999 |
Deskripsi Fisik | - |
Bahasa | Indonesia |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | 320.95986 |
Tipe Isi | - |
Tipe Media | - |
Tipe Pembawa | - |
Edisi | Cetakan ke-1 |
Subyek | Perminyakan - Politik dan Perdagangan - Timor Lest |
Info Detil Spesifik | - |
Pernyataan Tanggungjawab | George J. Aditjondro |
Tidak tersedia versi lain